“Pengelolaan Sampah Perlu Dijadikan Gaya Hidup”
Yogyakarta (1 Maret 2018), Diawali dengan Senam pagi, Semarak Aksi Hari Peduli Sampah Nasional di awali. Kemudian dilanjutkan aksi Pungut Sampah dari berbagai penjuru, seperti, Jl. Kyai Mojo (Depan Pasar Pingit) Jl. Diponegoro, Jl. Am. Sangaji (Perempatan Jetis), Jl. Jendral Sudirman (Depan Gramedia), Jl. Margo Utomo (Depan Stasiun Tugu Jogja), Sungai Code Gondolayu, Sungai Winongo Pingit. Sebagai pusat acara adalah sepanjang Jalan mangkubumi diawali dari Selatan Tugu Jogja sampai dengan depan Stasiun Tugu.
Rosa Vivien Ratnawati selaku Dirjend PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyapa warga jogja bersama Wakil Walikota Jogjakarta. “warga jogjaaaa......” warga jogja menyerukan “ Bersih Bisa Kok”. Hal ini dilakukan untuk menyambangi warga jogja untuk peduli pengelolaan sampah.
HPSN sebenarnya diperingati 21 Februari, namun dijogja dilaksanakan pada tanggal 1 April. Dikemas dalam event Car Free Day dihadiri oleh Dirjend PSLB3 KLHK, P3E Jawa, Wakil Walikota Jogjakarta, Direktur Kedaulatan Rakyat, Koramil Kota Jogja.
Dalam sambutan pembukaan vivien menjelaskan tujuan dari car free day “tujuannya adalah mengurangi polusi udara, namun yang terjadi adalah banyaknya orang jualan. Oleh karena itu lahan jualan harus diatur zona zonanya agar rapi.”
Sugeng Priyanto menyampaikan, “Perubahan perilaku sangat diperlukan, oleh karena itu diperlukan pengelolaan sampah dengan baik”. Kapus P3E Jawa mengajak kepada pengunjung “Pengelolaan sampah perlu dijadikan gaya hidup. Oleh karena itu mohon dibantu untuk dipublikasikan ke dalam medsos, untuk mengkampanyekan, bersih sampah”.
Orang jogja punya keinginan besar membuat kotanya bersih tercermin dari para penggiat sampah yang mengharapkan adanya event-event peduli lingkungan di spot2 tertentu. Lomba lampion dari sampah menunjukkan kreatif dalam mengolah sampah menjadi barang yang berguna.
Informasi Lebih Lanjut :
Humas P3E Jawa.
Silahkan Login untuk memberi komentar. Jika belum memiliki account silakan Daftar Disini