Sebagai salah satu organisasi masyarakat perempuan terbesar di Indonesia sudah selayaknya apabila DWP mengambil peran strategis dan berperan aktif dalam mendukung program-program pembangunan di berbagai bidang yang dilaksanakan oleh Pemerintah. Implementasi dari peran ini dapat dilakukan oleh DWP melalui sinergi, sinkronisasi serta kerja sama perencanaan, pelaksanaan antara program kerja Dharma Wanita Persatuan dengan program kerja SKPD, termasuk antara lain yang diperankan oleh suaminya.
Sesuai dengan tujuan organisasi DWP yaitu untuk membina anggota, memperkokoh rasa persatuan, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan serta menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, meningkatkan rasa kepedulian sosial serta melakukan pembinaan mental dan spiritual terhadap anggotanya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian dan berbudi luhur, sudah sepatutnya DWP mengoptimalkan perannya sesuai dengan tujuan dimaksud. Dengan demikian diharapkan peran aktif anggota akan semakin jelas, baik sebagai pendamping suami, maupun sebagai Ibu dan sebagai warga masyarakat.
Melalui wadah DWP ini diharapkan para istri pegawai bisa saling bekerjasama dan menjalin tali silahturahmi agar tidak terjadi perpecahan, sehingga dapat berimbas pada terciptanya kelancaran pekerjaan yang dilakukan suami di pemerintahan. Dukungan istri kepada suami yang bekerja di pemerintahan merupakan hal yang mutlak diperlukan karena pengaruhnya yang besar terhadap keberhasilan kinerja suami sebagai aparat pemerintahan. Fakta tersebut sejalan dengan pendapat dari beberapa ahli, yang menyatakan bahwa secara umum ada tiga klasifikasi faktor yang mempengaruh terhadap kinerja pegawai yaitu :
a) Faktor individu, meliputi kemampuan, kreatifitas, inovasi, inisiatif, kemauan, kepercayaan diri, motivasi, komitmen individu dan energi, yaitu sumber kekuatan dari dalam diri seseorang sehingga seseorang mampu merespon dan bereaksi terhadap apapun yang dIstrituhkan, tanpa berpikir panjang atau perhatian secara sadar sehingga ketajaman mental serta konsentrasi dalam mengelola pekerjaan menjadi lebih tinggi
b) Faktor organisasi, meliputi kejelasan tujuan, kompensasi yang diberikan, kepemimpinan, fasilitas kerja, atau infrastruktur yang diberikan organisasi, proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi.
c) Faktor sosial, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kesetaraan dan kekompakan anggota tim, dukungan keluarga serta keamanan dan ketenangan yaitu kebutuhan manusia yang fundamental, karena pada umumnya seseorang yang merasa aman dan tenang dalam melakukan pekerjaannya, akan berpengaruh kepada kinerjanya
Seorang istri merupakan faktor sosial yang sangat berperan penting dalam ikut menentukan keberhasilan kinerja seorang suami dalam bekerja. Sesuai dengan amanat yang diberikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara pada Pasal 23 disebutkan bahwa salah satu Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pegawai ASN yaitu melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab, serta menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai ASN itulah diperlukan sosok istri yang mampu menjalankan perannya sebagai pendukung sekaligus pendamping suami dalam menjalankan tanggung jawabnya.
Dalam konteks ini, peran yang dapat dilakukan oleh seorang istri ASN sekaligus sebagai anggota DWP dalam memenuhi kewajiban suami sebagai ASN tersebut antara lain :
1) Istri sebagai manager utama dalam keluarga
Sebagai seorang manager. seorang Istri harus mampu menyelaraskan peran yang diembannya, kebiasaan, karakter ataupun keadaan/kondisi yang berbeda dalam keluarga sehingga tercipta keselarasan, yang pada akhirnya akan berujung pada munculnya ketenangan batin bagi suami dalam menjalankan pekerjaannya.
2) Istri sebagai partner pendidik dan pengasuh anak-anak bagi suami
Sebagai Pendidik dan pola asuh anak merupakan tanggung jawab orang tua dalam sebuah keluarga. Keberadaan Istri yang mampu menjalankan peran sebagai pendidik dan pengasuh yang baik bagi anak-anaknya ini, akan sangat membantu meringankan beban kerja yang harus dijalankan oleh suaminya. Konsentrasi suami dalam menjalankan tugasnya sebagai aparatur pemerintah akan bisa menjadi lebih fokus karena tanggung jawab yang harus dipenuhinya terhadap anak-anaknya telah diringankan oleh istri yang mendampinginya.
3) Istri sebagai psikolog bagi suaminya
Sebagai psikolog ini sangat dibutuhkan pada saat suami mengalami sakit psikis yang mungkin diakibatkan karena suasana yang tidak nyaman di tempat kerja, tekanan dalam pekerjaan, konflik dengan rekan kerja, konflik batin karena tidak sesuai dengan keinginan yang dijalankan di tempat kerja, dan masalah lain yang mempengaruhi kestabilan jiwa suami. Dalam hal ini seorang istri harus menjadi penenang dan harus mampu bersikap bijaksana untuk meredam emosional suami agar hatinya kembali tenang dan nyaman dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga tidak menyebabkan penurunan pada kinerjanya.
4) Istri sebagai chef bagi suaminya
Sebagai seorang chef tentunya seorang Istri harus pandai memutar otak untuk berkreasi menghasilkan menu-menu yang sehat dan dapat diterima oleh suami, baik menu sarapan, makan siang, maupun makan malam. Keberadaan makanan ini sangat penting sebagai asupan energi dan pertahanan kesehatan yang akan sangat membantu stamina suami dalam menjalankan pekerjaannya.
5) Istri sebagai menteri keuangan keluarga, merangkap menteri BUMN
Sebagai menteri keuangan dalam keluarga yang bertugas mengelola keuangan keluarga, dan terkadang sekaligus terlibat bagaimana ikut membantu perokonomian keluarga dengan cara ikut bekerja. Melalui peran ini tugas seorang suami baik dalam mencari nafkah maupun dalam mengelola keuangan keluarga akan sangat terbantu dari keberadaan istri, selain dalam menjalankan pekerjaannya lebih fokus, efisiensi waktu dalam bekerja dapat lebih mudah diwujudkan. Namun sebaliknya kegagalan dalam pengelolaan keuangan yang dilakukan istri akan sangat membahayakan bagi kinerja suami, karena pada umumnya tuntutan ekonomi yang tinggi dari seorang istri tetapi tidak selaras dengan pendapatan yang diperoleh keluarga akan dapat menjadi pendorong terjadinya korupsi, kolusi dan nepostisme yang dilakukan oleh suami untuk memenuhi tuntutan istri tersebut di tempat kerja suami.
6) Istri sebagai seorang Desain interior bagi rumahnya
Sebagai design interior untuk menata interior rumah sehingga tercipta suasana yang nyaman dan tidak membosankan bagi suami dan penghuni rumah yang lain. Melalui suasana rumah yang nyaman dan tidak membosankan untuk ditinggali ini, akan dapat mempermudah suami dalam mendapatkan inspirasi, ide-ide baru serta solusi pemecahan masalah dari pekerjaan yang sedang diselesaikannya, sehingga diharapkan bisa lebih meningkat kinerjanya.
7) Istri sebagai dokter bagi suami
Sebagai seorang dokter bagi suami sangat diperlukan pada saat kondisi fisik suami dalam keadaan tidak sehat sehingga aktivitas kerjanya terganggu. Pada kondisi seperti ini sosok istri dengan segala kasih sayangnya sangat diperlukan untuk bisa segera memulihkan kesehatan suami agar dapat segera bekerja kembali sehingga tidak menurunkan kinerjanya sebagai aparatur pemerintah.
8) Istri sebagai Motivator bagi suaminya
Sebagai motivator bagii suami ini dapat diwujudkan melalui peningkatan kapasitas istri yaitu dengan menambah ilmu pengetahun dan keahlian terutama penguasaan terhadap program-program/kegiatan yang selama ini menjadi tanggung jawab suaminya.. Melalui bekal tersebut peran istri diharapkan akan menjadi semakin jelas dalam mendukung program kerja suaminya. Selain dapat berkiprah dengan memotivasi suaminya untuk menyelesaikan target kinerjanya, juga istri dapat terjun langsung ke lapangan dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya tersebut untuk menyebarluaskan program/kegiatan tersebut ke masyarakat luas sehingga bisa mempercepat capaian target kinerja yang telah ditetapkan di tempat suaminya bekerja. Misalnya untuk program penerapan 3R dapat ditindaklanjuti istri dengan membentuk kelompok bank sampah di lingkungan tempat tinggalnya. Program konservasi lahan dapat ditindaklanjuti istri dengan menggerakkan ibu-Ibu PKK di tempat tinggalnya melakukan penanaman pohon di sekeliling rumahnya, dan sebagainya.
Apabila beberapa peran istri di atas telah dapat dioptimalkan pada masing-masing keluarga, tentulah sosok suami sebagai ASN yang diharapkan yaitu telah memiliki tiga nilai utama revolusi mental yang saat ini telah diamanatkan oleh Pemerintah yaitu integritas (Jujur, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggungjawab dan konsisten), etos kerja (Etos kerja, daya saing, optimis, inovatif dan produktif ) dan juga gotong royong (Kerjasama, solidaritas, tolong menolong, peka, komunal, berorientasi pada kemaslahatan) akan dapat diwujudkan dengan baik.
SELAMAT HARI IBU, 22 Desember 2019
Silahkan Login untuk memberi komentar. Jika belum memiliki account silakan Daftar Disini