P3ejawa.menlhk.go.id, Kota Yogya. Menyambut hari jadinya yang ke-15, lembaga Ombudsman DIY menggelar bazaar sembako murah, pemeriksaan kesehatan gratis, penanaman pohon, dan penyuluhan tentang pengelolaan sampah oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa (P3EJ), Minggu, 16/6/2019.
Kegiatan ini berlangsung di halaman Kantor Ombudsman DIY, Jl. Zeni Pelajar No.1A, Pingit Kidul, Bumijo, Kota Yogyakarta, dihadiri sekitar 100 undangan terdiri dari unsur muspida, ibu-ibu dasa wisma, dan warga sekitar.
Untuk diketahui, Ombudsman DIY adalah lembaga pemerintah yang tugasnya melakukan pengawasan terhadap lembaga pelayanan pulik dan swasta yang ada di DIY. Lembaga ini juga merupakan satu-satunya Ombudsman yang masih dipertahankan keberadaannya dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia di saat ini.
“Tinggal yang di DIY saja, yang lain (33 provinsi,red) sudah ditarik ke pusat,” demikian Dr. Suryawan Raharjo, SH, LL.M, dalam sambutannya pada kegiatan ini.
Sampah Plastik
Pada kesempatan ini juga disampaikan penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang disampaikan oleh Dina Mansur Abdat, S.Si,M.Si dari P3EJ.
Dalam paparannya, Dina, menyampaikan, volume sampah plastik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Sebagian besar sampah itu bersumber dari sampah bekas kemasan. Tak heran, Indonesia menempati peringkat nomor dua pengahasil sampah plastik terbesar dunia di laut setelah China dengan volume sampah yang digelontorkan ke laut sekitar 3,8 juta ton tiap tahun.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil penelitian sebuah lembaga nirlaba bidang konservasi laut di Amerika Serikat (Ocean Conservancy), menempatkan Indonesia dalam lima besar negara penghasil sampah plastik bersama dengan empat negara lain, yaitu China 11,5 juta ton, Philipina 2,2 juta ton, Vietnam 1,8 juta ton, dan Sri Langka 1,6 juta ton.
Untuk itu, kata Dina, menyikapi persoalan sampah plastik ini, di sini peran ibu-ibu sangat penting dan strategis. Sebab, lanjutnya, perempuan, khususnya ibu-ibu merupakan manajer sekaligus agen perubahan di dalam rumah tangga dan lingkungannya.
“Kaum perempuan atau para ibu-ibu itu sangat potensial dalam mengubah gaya hidup boros sampah dengan cara membiasakan dan mengedukasi dengan cara mengubah perilaku. Misalnya, membawa minuman dan makanan dalam kemasan yang dapat digunakan ulang.”
“Ini bila dilakukan konsisten dan menjadi gerakan bersama maka dapat mengurangi sampah kemasan plastik secara signifikan,” pungkas Dina Mansur.*
Silahkan Login untuk memberi komentar. Jika belum memiliki account silakan Daftar Disini