Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Lingkungan Hidup sebagai hal yang vital bagi manusia memang patut mendapat perhatian lebih dibanding aspek lainnya. Hal itu dikarenakan lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap keberlangsungan hidup manusia. Lingkungan yang baik dan sehat tentu akan memberi dampak yang positif untuk manusia, begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itulah wajar jika ada banyak gerakan yang mendorong perbaikan terhadap lingkungan. Antara lain, gerakan menaman pohon, gerakan bersih sungai, gerakan kurangi sampah plastik dan masih banyak lagi.
Pentingnya lingkungan hidup juga mendorong pemerintah Indonesia untuk ikut berpartisipasi menjadikan tanggal 5 Juni menjadi Hari Lingkungan Hidup yang diperingati setiap tahunnya. Seperti hari besar lainnya yang memiliki sejarah panjang hingga pada akhirnya diperingati secara rutin, hari lingkungan juga seperti itu. Sebelum resmi dirayakan setiap tanggal 5 Juni, perayaan ini memiliki sejarah panjang.
Latar Belakang Hari Lingkungan Hidup
Permasalahan lingkungan menjadi perhatian dan kekhawatiran masyarakat internasional pada saat kalangan Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan peninjauan terhadap hasil-hasil gerakan Dasawarsa Pembangunan Dunia ke-1 (1960-1970), guna merumuskan strategi Dasawarsa Pembangunan Dunia ke-2 (1970-1980).
Dalam pengantar laporan yang disampaikan oleh U Thant (Sekretaris Jenderal PBB), dinyatakan bahwa, “…untuk pertama kali dalam sejarah umat manusia telah terjadi krisis dengan jangkauan seluruh dunia, termasuk baik negara maju dan negara berkembang, mengenai hubungan antara manusia dan lingkungannya. Tanda-tanda ancaman telah dapat dilihat sejak waktu yang lama: ledakan penduduk, integrasi yang tidak memadai antara teknologi yang amat kuat dengan keperluan lingkungan, kerusakan lahan budidaya, pembangunan tidak berencana dari kawasan perkotaan, menghilangnya ruang terbuka dan bahaya kepunahan yang terus bertambah mengenai banyak bentuk kehidupan satwa dan tumbuhan. Tidak ada kesangsian bahwa apabila proses ini berlangsung terus maka kehidupan yang akan datang di bumi ini akan terancam (Hardjasoemantri, 1999).”
Bisa dikatakan kondisi lingkungan pada masa 1960an hingga 1970an sangat memprihatinkan dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia. Tidak lagi berpusat pada daerah yang meiliki masalah lingkungan, melainkan nyaris seluruh dunia merasakannya. Salah satu masalah lingkungan yang merebak kala itu adalah wabah penyakit Minamata yang menyerang negara Jepang. Minamata sendiri merupakan sindrom yang merusak fungsi saraf. Di wilayah Eropa sendiri terjadi kabut asap yang berdampak buruk terhadap kesehatan. Asap tersebut diperkirakan merupakan dampak yang ditimbulkan pembakaran hutan di berbagai wilayah untuk pembangunan pada kisaran tahun 1960. Meski dampaknya tidak serta merta, tetapi akibat yang ditimbulkan benar-benar sangat mempengaruhi kondisi kesahatan masyarakat.
Konferensi Stockholm
Hal tersebut diatas akhirnya mendorong negara-negara di dunia melalui, Persatuan Bangsa-Bangsa (Sejarah Berdirinya PBB) melaksanakan konferensi terkait lingkungan hidup yang pertama kali pada tahun 1972. Konferensi tersebut digelar di Stockholm, Swedia, pada tanggal 5-16 Juni tahun 1972. Adapun negara yang menjadi pengusul pertama diadakannya Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah Jepang dan negara Senegal.
Akhirnya setelah melakukan pembicaraan panjang, konferensi PBB tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan terkait kondisi lingkungan. Menurut Emil Salim, Menteri Penertiban Aparatur Negara, pemimpin delegasi Indonesia serta para anggotanya konferensi tersebut menghasilkan kesepakatan sebagai berikut yang dilansir dari laman nasional.kompas.com.
Adapun prinsip-prinsip yang terkandung dalam Deklarasi Stockholm berisi 26 poin dengan rincian sebagai berikut.
Ditetapkannya tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global mengenai kondisi lingkungan. Dengan begitu masyarakat diharapkan mampu mengambil atau mencetuskan tindakan positif demi melindungi lingkungan, alam sekitar, dan bumi sebagai planet yang dihuni.
Hal itu sangat sesuai karena adanya simbiosis yang saling berkaitan antara manusia dan lingkungan. Dimana kondisi lingkungan bergantung terhadap cara manusia mengelolanya dan kehidupan manusia juga tergantung pada kondisi lingkungan. Sehingga wajar jika manusia memiliki tugas untuk menjaga alam sekitar.
Perkembangan Perayaan Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Hari Lingkungan Hidup Sedunia memiliki makna yang dalam mengenai kesadaran individu untuk mengambil tindakan demi kelangsungan bumi. Hari Lingkungan Hidup Dunia dirayakan dalam banyak hal di negara-negara seperti Kenya, Selandia Baru, Polandia, Spanyol, India, Amerika Serikat, dan Indonesia. Kegiatan meliputi banyak hal seperti, demonstrasi jalanan dan parade, konser, penanaman pohon, dan kampanye pembersihan. Di banyak negara, acara tahunan ini digunakan untuk meningkatkan perhatian dan tindakan politik terhadap perbaikan lingkungan.
Negara-negara di seluruh dunia akan menyelenggarakan acara dan mengenalkan inisiatif untuk merayakan acara tahunan terbesar untuk tindakan lingkungan yang positif. Hingga saat ini isu Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini.
Pada Tahun 2020 sendiri, tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah “Time For Nature” yang mengajak seluruh penduduk dunia untuk menyadari bahwa makanan yang dimakan, air yang diminum, dan ruang hidup di planet yang ditinggali adalah sebaik-baiknya manfaat dari alam (nature) sehingga harus kita jaga kelestariannya.
Di Indonesia sendiri melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK ) RI, Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environmental Day ( WED ) diperingati tahun ini terfokus pada Keanekaragaman Hayati. Keanekaragaman Hayati sendiri mencakup kekayaan spesies dan kompleksitas ekosistem, sehingga dapat memengaruhi komunitas organisme, perkembangan dan stabilitas ekologi.
Demikian Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 5 Juni. Meskipun memiliki perayaan resmi, tetapi keberlangsung lingkungan harus dilakukan secara bersama dan menjadi tanggung jawab bersama.*
Penulis : Yustinus Ade.S
Silahkan Login untuk memberi komentar. Jika belum memiliki account silakan Daftar Disini